Skip to main content

Apakah Benar Tugu Yogyakarta – Laut Selatan – Gunung Merapi Berada dalam 1 Garis Lurus ?

Saya sering mendengar maupun membaca tentang mitos bahwa Yogyakarta yang diwakili oleh Keraton Yogyakarta berada dalam 1 garis lurus dengan pantai laut selatan dan gunung merapi. Selama ini banyak yang setuju dengan cerita maupun mitos tersebut. Disini saya sebagai orang awan yang hanya sedikit penasaran apakah benar tentang cerita mitos tersebut. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat penjelasan dari berbagai sumber berikut.
Ada yang mengatakan jika dilihat dari satelit ketiga tempat tersebut ( Parang tritis – Keraton – Gunung Merapi ) memang berada didalam satu garis lurus tetapi setelah saya mencari – cari foto satelitnya di google ternyata saya tidak menemukan satupun foto satelit tersebut.
Keberadaan garis imajiner tersebut dibenarkan oleh mantan Guru Besar Filsafat Universitas Gadjah Mada Profesor Damarjati Supadjar. Beliau mengatakan bahwa daerah-daerah yang dilintasi garis lurus imajiner itu hanya ‘kebetulan’ saja terlintasi garis. Tetapi yang sesungguhnya memiliki arti adalah titik di masing-masing ujung imajiner, Merapi dan Laut Selatan.
Dari hasil browsing saya yang tidak lama saya hanya menemukan satu foto ini yang saya anggap sedikit relevan dan membuktikan bahwa memang ketiga tempat tersebut memang berada dalam garis lurus.

Garis Lurus Yogya

Jika diamati dalam foto diatas memang terlihat memang benar ketiga tempat tersebut berada dalam satu garis lurus, tetapi saya masih penasaran dan dengan pengetahuan saya yang sedikit ini saya mencoba mencari data yang lain. Hingga pada akhirnya saya menemukan salah satu media yang bisa memperlihatkan peta dari ketiga tempat tersebut.
Saya menggunakan Google Maps untuk melihat ketiga tempat tersebut dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah ini :

Google Map Yogya

Pada gambar diatas saya mencoba menarik sebuah garis lurus dari ketiga tempat tersebut dan hasilnya memang ketiga tempat tersebut berada didalam sebuah garis yang lurus.
Ada satu pertanyaan yang masih mengganjal dibenak saya seperti yang terlihat pada gambar diatas, jika kita mengambil garis lurus dari pantai parangtritis dan langsung lurus keatas tentu saja hasilnya tidak akan lurus. Menurut pemahaman saya lurus adalah jika kita langsung menarik garis keatas seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.


Memang ini hanyalah sebuah rasa penarasan saya dan biarlah mitos tersebut tetap menjadi rahasia dan menjadi salah satu ciri khas dari keunikan jogja, atau ada diantara teman – teman yang bisa menjelaskan silahkan langsung saja berkomentar pada kolom komentar dibawah ini.

Sumber: Link

Comments

Popular posts from this blog

Logo Android Terinspirasi Dengan Tabung GAS 3Kg

kali ini saya akan mempostingkan sebuah artikel tentang Arti Logo Android nih.Siapa sangka bahwa logo android terinspirasi atau mirip dengan tabung Gas 3Kg? lihat saja gambar tersebut, bagaimana evolusi dari logo android hingga menjadi sebuah tabung gas elpigi 3kg. Saya pun tak menyangka ternyata logo tersebut mirip dengan peralatan dapur di Indonesia.Maka dari itu cintailah produk-produk Indonesia.....:D Sumber: Link

Landasan untuk UFO Dibangun di Kanada, Serius!

Kalau ada objek wisata paling aneh sejagat, coba datang ke St Paul, Alberta, Kanada. Wisatawan bisa melihat landasan yang dibangun agar piring terbang, alias UFO bisa mendarat. Mungkin memang tak ada yang bisa memprediksikan kapan UFO akan mendarat di bumi. Mungkin juga tidak akan ada yang tahu di mana benda ruang angkasa tersebut memilih tempat untuk mendarat. Namun, Kanada sudah terlebih dulu membuat landasannya dan yakin betul suatu hari nanti UFO akan benar-benar mendarat di sana. Dari situs St Paul Chamber saat dikunjungi detikTravel, Selasa (17/10/2012), landing pad yang dibangun pada tahun 1967 ini berada di St Paul, kota kecil di sebelah timur Alberta, Kanada. Landasan dengan konstruksi beton seberat 130 ton ini telah menghabiskan dana sebanyak 11.000 Dollar Kanada atau sekitar Rp 107 juta.   Bangunan tersebut dibuat tidak rata dengan tanah. Landing pad ini didesain layaknya sebuah panggung. Jadi pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga terlebih...

Rok mini "Di mata lelaki"

Soal rok mini ini memang menggelitik. Saya sendiri di dalam dilema yang besar. Alasannya, pertama karena saya laki-laki. Kedua, karena saya belum pernah memakai rok mini. Sebagai orang berpe ndidikan, saya khawatir perspektif saya terhadap rok mini ini menjadi sangat subyektif, dipenuh asumsi, dan ngawur. Tapi sebenarnya saya selalu ingin mengajukan pertanyaan kepada setiap pengguna rok mini atau celana super pendek di area publik demi mendapat sudut pandang yang obyektif dari si pemakai agar saya tidak salah sangka: 1. "Mbak-mbak, boleh tau apakah dengan rok mini yang mbak pakai itu, saya atau kami boleh menikmati paha mbak?" 2. "Kalau boleh, apakah mbak memang sengaja agar kami melihatnya? atau malah risih kalau kami melihatnya?" 3. "Atau tolong jelaskan kepada kami, bagaimana seharusnya kami boleh menikmati paha mbaknya biar mbak merasa nyaman dan kita bisa sama-sama menikmati, agar saya merasa aman dalam menikmati, dan mbaknya nikmat juga d...